Jumat, 10 Januari 2025|Jakarta, Indonesia

Tren Industri Fesyen Tanah Air Berubah Selama Pandemi

Herry Barus

Senin, 07 Desember 2020 - 13:12 WIB

Tren Industri Fesyen Tanah Air Berubah Selama Pandemi
Tren Industri Fesyen Tanah Air Berubah Selama Pandemi
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta - Adanya pandemi Covid 19 membuat cara hidup masyarakat berubah. Jika sebelumnya banyak melakukan aktifitas di luar rumah, kini lebih banyak tertahan di dalam rumah. Perubahan ini secara otomatis mempengaruhi konsep fesyen dan cara orang berpakaian.

Menurut Dina Midiani, Advisory Board dari Indonesian Fashion Chamber (IFC), saat ini konsep fesyen berubah kepada nuansa kasual, nyaman dan lebih mengarah pada keseharian dibandingkan busana formal. Gaya seperti ini dipercaya akan menyatu dalam kehidupan masyarakat ke depannya.

“Konsep fesyen yang berorientasi pada aktifitas keluar akan banyak berkurang sampai nanti vaksin ditemukan,” tuturnya belum lama ini.

 Saat ini, tambahnya, pelaku industri fesyen sedang memperkenalkan konsep “The New Beginning” yang menyesuaikan tren dan bahan sesuai kebutuhan pasar.

“Sebab respon orang terhadap pandemi ini berbeda - beda. Ada yang berpikir logis spiritualis, maka konsep minimalis, simpel dan praktis menjadi pilihan mereka. Pilihan warnanya pun lebih yang mudah dipadupadankan. Ada juga segmen yang menghargai proses kerja, biasanya lebih cenderung memilih pakaian yang ada pekerjaan tangannya. Namun kelompok yang tetap ingin tampil keluar pun masih tetap eksis, sehingga konsep busana extravaganza masih banyak peminatnya.”

Dina juga menyarankan pelaku industri tekstil harus mulai memikirkan bahan yang tahan lama dan higienis selama masa pandemi ini, khususnya jika memproduksi masker. Penekanannya lebih kepada bagian riset dan pengembangan.

“Apalagi industri ini menyerap tenaga kerja yang sangat banyak, mulai dari konseptor, produksi, distribusi, pemasaran, promosi dan sebagainya. Fesyen adalah kebutuhan yang cukup tinggi karena orang membeli busana untuk berbagai alasan, salah satunya adalah untuk menampilkan citra diri,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, pelaku industri fesyen lokal asal Bandung dan pemilik Cottonology,  Carolina Danella Laksono mengatakan bahwa industri fesyen di kota kembang mulai kembali menggeliat dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produknya, khususnya busana rumahan.

“Kami telah membuka konter di empat departement store dan satu toko tahun ini. Setelah beberapa bulan pertumbuhan bisnis terkoreksi karena korona, di kuartal keempat 2020 ini sudah mulai kembali ke titik normal. Bahkan prediksi kami akan melebihi dari kuartal yang sama tahun lalu,” tuturnya.

Dengan dibukanya empat gerai di kota Bandung serta satu offline store, membuat kebutuhan sumber daya manusia di bidang produksi pun ikut meningkat.

“Di kuartal ini kami menambah jumlah karyawan sebanyak 25 persen dari kuartal pertama saat pertama kali pandemik ini masuk ke Indonesia. Tentu ini adalah sesuatu yang sangat kami syukuri karena bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,” ungkapnya.

Karyawan - karyawan baru yang direkrut tersebut rata - rata adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar pabrik Cottonology. Olin menegaskan bahwa sejak awal ia ingin usahanya bisa menghidupi masyarakat sekitar.

“Bagian produksi dan bagian sales counter mayoritas kami rekrut dari masyarakat sekitar. Bahkan di bagian produksi pun ada ketua RT,” ungkapnya.

Hanya saja, tambah Olin, khusus untuk desainer memang dicari mereka yang berpengalaman dan memiliki keahlian di bidang tersebut. Hal ini disebabkan karena Cottonology ingin memproduksi fesyen dengan motif yang disukai pasar.

“Dari sisi bahan dan motif, tentu yang lebih paham adalah mereka yang telah lama berkecimpung di industri ini. Koleksi terbaru kami seperti kemeja tie dye misalnya, pilihan bahan rayon yang licin tentu ada dasarnya. Kemeja ini bisa dipakai untuk acara resmi maupun untuk baju tidur. Kolaborasi antara tim desainer dan tim riset pasar kami menghasilkan produk seperti ini.”

Tingginya minat terhadap pakaian yang bisa “memanipulasi penampilan” pun direspon Cottonology dengan memproduksi koleksi busana wanita terbaru. Menurut Olin, banyak sekali wanita yang ingin terlihat kurus namun dengan pakaian yang nyaman.

“Karena itulah baru - baru ini kami meluncurkan koleksi pakaian wanita yang ukurannya dibuat untuk membentuk badan terlihat lebih kurus,” ujar lulusan University of California, Berkeley ini.

Cottonology berhasil masuk top selling ranked  di platform e - dagang Indonesia seperti Shopee, Lazada, BliBli, Tokopedia,  JD ID dan BukaLapak. Saat ini produk asli dalam negeri tersebut menjual lebih dari 400 ribu item pakaian pria di seluruh Indonesia.

Komentar

Berita Lainnya

National 24/12/2024 10:25 WIB

9 Reasons to Invest in Kota Jababeka with Profit Potential

Investment in Jababeka Industrial Estate in Cikarang, Bekasi or what is now known as the Independent and Integrated City has various potential benefits that can be an attraction for investors. Yes, PT…

Business 24/12/2024 10:12 WIB

PT VOK Electrical Appliance Indonesia Officially Builds Factory in Kendal Special Economic Zone (KEK)

PT VOK Electrical Appliances Indonesia officially held a groundbreaking ceremony for its new factory in Kendal Special Economic Zone (KEK), Central Java. The deputy government of Kendal Regency, Head…

Economy 24/12/2024 08:15 WIB

PT Matahari Tire Indonesia, China's No. 1 Tire Manufacturing Company Officially Operates in Kendal SEZ

PT Matahari Tire Indonesia, a subsidiary of Zhongce Rubber Group Co Ltd (ZC Rubber) from China has officially started the operation of its new factory in Kendal Special Economic Zone, Central Java. The…

Science & Tech 24/12/2024 07:20 WIB

Minister of Industry Agus Denies Rumors that iPhone 16 Can be Bought on Pre-order

Minister of Industry Agus Gumiwang Kartasasmita strongly denied rumors that the iPhone 16 could be purchased for pre-order on Friday (20/12/2024). He said he had not received an investment proposal of…

Business 23/12/2024 15:19 WIB

Minister of Trade at the Launch of EPIC Sale

Minister of Trade, Budi Santoso together with Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto and Head of the National Food Agency (Bapanas), Arief Prasetyo Adi launched Every Purchase…