Jumat, 10 Januari 2025|Jakarta, Indonesia

Dirayu BKPM, Produsen Pala Asal Belanda Bakal Gelontorkan Uang Rp4,2 Triliun Bangun Pabrik di Papua

Ridwan

Kamis, 17 Desember 2020 - 15:50 WIB

BKPM ilustrasi
BKPM ilustrasi
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta - Setelah kunjungan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia ke Belanda bulan lalu, tindak lanjut beberapa minat investasi terus digiatkan untuk memastikan kelanjutan hasil pertemuan di Belanda. Salah satunya adalah rencana investasi dari produsen pala terbesar dunia Verstegen Spices & Sauces B.V (Verstegen).

Verstegen berminat mengembangkan industri pala di Indonesia, khususnya di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Rencana investasi tersebut senilai Rp4,2 triliun dan akan memberdayakan 50.000 petani pala.

Verstegen berkomitmen akan melakukan kemitraan dengan petani lokal yang direkomendasikan oleh BKPM, termasuk dalam penyediaan teknologi proses pengupasan, pengeringan, dan pembersihan.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Ikmal Lukman, yang turut serta dalam delegasi, menyatakan bahwa Kepala BKPM langsung mengambil langkah cepat berkonsolidasi dengan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi. Pasalnya, permintaan pala Belanda terus mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir.

"Kepala BKPM sangat menyayangkan hal ini (penurunan impor dari Belanda). Indonesia adalah produsen dan saat ini merupakan eksportir pala terbesar dunia. Kontribusi Indonesia di pasar pala dunia sebesar 40 persen dari total ekspor dunia, lebih besar 3 kali dari ekspor India dan 4,5 kali lebih besar dari ekspor Belanda," ujar Ikmal Lukman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta (17/12/2020).

Pasokan dari negara - negara produsen pala memang terus melemah, termasuk dari Indonesia. Pada 2015 Belanda mengimpor sebesar US$21.367.000. Namun pada 2019 turun menjadi hanya US$11.558.000. Total impor pala dunia pada 2019 sebesar US$170.172.000. Pada 2019 menurun menjadi US$157.901.000.

Ikmal menambahkan bahwa targetnya adalah Indonesia membangun hilirisasi industri pala sehingga daya saing pala nasional di pasar dunia semakin kuat. Menurutnya, investasi komoditas pala sangat strategis dilakukan di Papua Barat. Kawasan Timur Indonesia (KTI) saat ini merupakan penghasil biji pala terbesar di Indonesia. Sebesar 70 persen produksi Pala Indonesia berasal dari KTI.

"Negara tujuan utama ekspor Indonesia adalah Belanda, Jerman, Vietnam dan Jepang. Permintaan dunia untuk produk pala akan meningkat sebab industri makanan, bumbu, kosmetika dan farmasi terus mengalami peningkatan. Bila kita melakukan hilirisasi akan tercipta nilai tambah bagi industri dan perekonomian nasional, utamanya Kawasan Timur," tegasnya.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi melihat peluang yang sama bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama industri pala di dunia. Ini sejalan dengan komitmen IPB untuk mengembalikan kejayaan bangsa berbasis sumber daya lokal.

"Kekayaan alam berbasis rempah harus bisa dikelola dengan baik sehingga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang mensejahterakan rakyat. IPB siap bekerja sama dengan BKPM dalam R&D pala sehingga pala lebih memiliki nilai tambah yg tinggi," ungkap Arif Satria.

Verstegen merupakan produsen dan importir asal Belanda yang bergerak di bidang industri rempah - rempah, teruatama pala. Perusahaan ini tak hanya melayani pasar Belanda, namun juga pasar Eropa.

Komentar

Berita Lainnya

National 24/12/2024 10:25 WIB

9 Reasons to Invest in Kota Jababeka with Profit Potential

Investment in Jababeka Industrial Estate in Cikarang, Bekasi or what is now known as the Independent and Integrated City has various potential benefits that can be an attraction for investors. Yes, PT…

Business 24/12/2024 10:12 WIB

PT VOK Electrical Appliance Indonesia Officially Builds Factory in Kendal Special Economic Zone (KEK)

PT VOK Electrical Appliances Indonesia officially held a groundbreaking ceremony for its new factory in Kendal Special Economic Zone (KEK), Central Java. The deputy government of Kendal Regency, Head…

Economy 24/12/2024 08:15 WIB

PT Matahari Tire Indonesia, China's No. 1 Tire Manufacturing Company Officially Operates in Kendal SEZ

PT Matahari Tire Indonesia, a subsidiary of Zhongce Rubber Group Co Ltd (ZC Rubber) from China has officially started the operation of its new factory in Kendal Special Economic Zone, Central Java. The…

Business 23/12/2024 15:19 WIB

Minister of Trade at the Launch of EPIC Sale

Minister of Trade, Budi Santoso together with Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto and Head of the National Food Agency (Bapanas), Arief Prasetyo Adi launched Every Purchase…

Travel 23/12/2024 15:12 WIB

Launch of Shopping in Indonesia Only (BINA) Discount Program 2024

Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto together with Deputy Minister of Trade, Dyah Roro Esti; Deputy Minister of SMEs, Helvi Moraza; Deputy Minister of Tourism, Ni Luh Puspa;…